Arsip

Berhenti Menjadi Kontraktor

Setelah untuk kesekian kalinya saya berganti-ganti rumah dengan banyak model dan type rumah.

Setelah kesekian kalinya harus menyetor uang dalam jumlah yang tidak sedikit ke orang lain.

Setelah untuk kesekian kalinya saya merapikan barang dan mengepaknya dengan apik.

Setelah untuk kesekian kalinya saya melakukan boyongan.

Setelah kesekian kalinya saya harus merapikan ulang barang-barang setelah  boyongan.

Dan itu sangat melelahkan lahir dan batin.

Sehingga akhirnya kami memutuskan untuk berhenti menjadi kontraktor tukang ngontrak. Hihi istilah plesetan yang ngawur sekali penggunaannya, hanya untuk konsumsi candaan saja dengan teman atau saudara. Pernah satu kali saya mengabadikan tulisan saya tentang boyongan di blog ini, artikel yang saya buat kurang lebih 1,5 tahun yang lalu dan termasuk artikel-artikel terakhir sebelum saya memutuskan untuk non aktif sementara waktu karena harus menyiapkan pembukaan toko baru.

Dan 1,5 bulan lalu saya kembali melakukan boyongan dari ruko yang sebelumnya ke ruko yang tentunya saya tempati sekarang ini, yang Alhamdulillah sudah setahun ini menjadi salah satu daftar tanggungan bulanan kami. Semoga, keputusan ini membawa keberkahan yang luar biasa untuk kami sekeluarga dan usaha kami. aamiin.

Dan karena keputusan pindah inilah saya tetap harus memboyong semua isi rumah dan toko ke tempat yang sekarang yang insyaalloh lebih menenangkan, dan menyejukkan hati,  dengan izin Alloh tentunya. Meskipun sudah terbiasa dengan pindah dan boyongan, namun ada rasa syukur yang sangat sehingga Alloh memberikan kesempatan untuk kami menempati rumah ini. Yang sekalipun tidak sebesar rumah/ruko yang kami kontrak sebelum-sebelumnya, namun tetap saja rumah ini merupakan hadiah indah dari Alloh yang sudah sepatutnya kami syukuri. Banyak hal yang ingin saya  bagi perihal rumah kami ini, insyaaloh pada tulisan yang lain karena terlalu panjang jika dimasukkan disini.

Semoga ini boyongan yang terakhir dan kami tak perlu pindah-pindah isi rumah lagi, karena capeknya subhanalloh luar biasa. Tidak bisa sehari dua hari untuk persiapan dan finishingnya. Melainkan butuh berhari-hari bahkan berminggu-minggu atau hitungan bulanan bagi yang barangnya segambreng sedang tenaga minimalis, seperti kami. Persiapan dari rapi-rapi, pengepakan, angkut-angkut, bongkar muat di tempat baru, rapi-rapi, bersih-bersih, dan menatanya secantik mungkin dengan masih harus mengasuh dan mengerjakan seluruh tanggung jawab harian sebagai ibu dan istri, pokoknya luar biasa capeknya. Rasa capeknya seperti habis dipukuli orang sekampung…. . hihihi kumat hiperbolanya.<:mrgreen>

Capek dan lelah sudah pasti, tapi kebahagiaan saat satu pekerjaan di satu sisi rumah kami telah selesai itu sangat menenangkan. Sekalipun pekerjaan di sisi yang lain rumah ini telah menanti, tapi semangat untuk segera merapikan itu selalu membara demi melihat tatanan rumah yang apik di rumah sendiri. Yaaaa meskipun sudah hampir dua bulan berjalan tapi rasa-rasanya pekerjaan merapikan dan menata rumah ini tak kunjung selesai, ditambah lagi tangan mungil azizah yang tak bisa berhenti membongkar tumpukan buku dan barang-barang di lemari makan, rak tv, rak buku, juga tumpukan kursi dan galon…. .subhanalloh, tapi tetap menyenangkan meskipun geregetan, belum lagi kalau azizah sedang belajar berjualan, barang di etalase sudah pasti pindah ke meja kasir. Dan jika azizah sudah bermain sekolah-sekolahan, sudah tentu semua patung akan dijejer olehnya layaknya anak sekolah yang sedang berbaris di lapangan sambil menyanyi dan mengobrol dengan mereka “si teman patung”. Antara kesel, lucu dan sedih. Kesel karena, otomatis pekerjaanku terganggu karena kehadiran para “siswa patung” dan menjadikan pekerjaan lainnya tidak selesai-selesai. Lucu karena dia mainan sendiri, tidak rewel dan merepotkanku. Sedih karena kasihan, ia tak punya teman bermain di lingkungan baru kami yang memang tidak ada anak kecil. Inilah yang menjadikan kami berat untuk memutuskan pindah ke ruko baru ini, karena tak seperti ruko-ruko sebelumnya yang sudah banyak keluarga yang menempati rukonya, sehingga kami bisa berinteraksi layaknya tetangga perumahan. Lain kali akan saya ceritakan kekurangan dan kelebihan tinggal di ruko, wah jadi punya 2 janji tulisan yaa? Semoga bisa menyempatkan diri  menulis dan membaginya dengan teman-teman. aamiin.

Teringat 5 tahun lalu, seminggu sebelum ibu meninggal dunia. Ibu menawarkan bantuan beliau membeli rumah untuk kami yang saat itu masih menjadi kontraktor(xixi), tanpa syarat apapun. Kemudian aku menolaknya dengan halus, aku mengatakan pada beliau kalau aku hanya perlu do’a beliau agar bisa membelinya sendiri dengan penghasilan kami. Insyaalloh, lagi-lagi dengan izin Alloh tentunya. Ibu memang tidak langsung meng-iya-kan, beliau mengingatkan kami agar tidak terlalu lama mengontrak, karena ibu sedih jika anaknya harus diusir-usir dari rumah saat jatuh tempo kontrakan habis masa pakainya. Namun, aku dan suami sudah sepakat untuk tidak merepotkan orang tua untuk urusan rumah tangga kami meskipun kami berdua adalah anak terakhir di keluarga kami masing-masing. Sehingga kami mencoba meyakinkan ibu agar ibu tenang dan mendo’akan untuk kebaikan kami dan juga do’a agar kami bisa membeli rumah sendiri, tanpa harus merepotkan orang tua. Dan ibupun mendo’akannya untuk kami. Terima kasih pada ibu dan semua ibu di dunia ini yang hingga akhir hayatnya pun senantiasa memikirkan dan mendo’akan untuk kebahagiaan anak-anaknya. (y)

Boyongan kali ini adalah boyongan yang kelima termasuk pindahan kami dari Kota Palu-Sulawesi Tengah, dan pindahan yang keempat kalinya hanya dalam satu kecamatan, xixi… puas sudah kami berpindah-pindah tempat tinggal. Semoga kali ini adalah yang terakhir untuk di Bekasi saja. kalau suami pindah tugas di daerah yang jauh dari Bekasi, yaa kami pindah lagi lah…hihihi… gak ada kapoknya.. <:mrgreen>

Semoga kepindahan kami di rumah ini senantiasa membawa keberkahan bagi keluarga kami, bagi lingkungan kami, juga bagi usaha kami. aamiin

Hadiah

image

Ingin menangis, sewaktu Fathan bilang sedang membuatkan susu untukku. Setelah selesai, ia sodorkan gelas isi susu setengahnya, “buat umi”, katanya.
Sebelum kuminum, aku gendong dan peluk dia, sembari kucium pipinya kutanya padanya kenapa membuatkanku susu? Dan ia hanya menjawab ga papa. Rasanya meleleh air mataku, ia yang hari ini beberapa kali membuat urat nadiku berdetak kencang karena ulahnya, dan sekarang ia membuatkanku susu. Masih tak percaya bisa-bisanya aku tadi sempet geregetan sama Fathan. Maafkan umi, sayang. Ketika baru akan ku seruput susu buatan Fathan, ia bilang berdua ya mi… . kontan saja aku tersenyum gemes dengan perilaku sulungku yang menggelikan.

Milad ke-4 Fathan

image

image

Tak ada kue tart yang dihiasi lilin ataupun kado untukmu. Tak ada perayaan juga kehadiran teman-temanmu merayakan hari lahirmu. Tapi ada Alloh yang akan selalu memberimu petunjuk jalan yang terbaik, ada malaikat yang selalu menemani langkah dan aktivitasmu dan ada kami yang selalu mendoakanmu, mendidik dan membimbingmu hingga engkau bisa menjadi anak kami yang bisa memberatkan timbangan pahala kami di syurga-Nya kelak. Amiin.

Met milad sayang… .
Makin bertambah sholehnya, kebaikannya, makin sayang sama adek, keluarga dan teman-teman, makin berbakti sama ortu, makin rajin sekolahnya, makin pinter ya le… . Love u

Giveaway Pertama “Anakku Sayang”

Seperti informasi di postingan yang sebelumnya, saya mau bikin giveaway teman. Giveaway ini saya beri tema “Anakku Sayang”. Siapa saja boleh mengikuti giveaway ini, yang sudah berkeluarga atau yang masih single, yang sudah punya anak ataupun yang belum semua boleh ikutan. Caranya ikutan gampang banget, teman cukup bikin tulisan cerita pengalaman pribadi teman dalam mengasuh dan mendidik anak sendiri, anak didik/murid, anak saudara atau apalah baik ketika menemui hambatan atau tidak beserta treatmentnya. Disertai foto juga oke. Tulisan yang dibuat bisa diposting di blog masing-masing dari tanggal 12 oktober sampai tanggal 27 oktober 2011. Jadi waktunya 15 hari, silahkan teman-teman semua boleh ikutan untuk meramaikan giveaway pertama rumahmauna ini. Tulisan yang dibuat harus dilink ke postingan ini dan memasang foto Fathan atau Azizah yang bisa diambil di blog rumahmauna.

Karena giveaway ini adalah kali pertamanya di blog ini, jadi mohon masukan dari temen-temen yaa….

Untuk hadiahnya, sedang saya pikirkan terlebih dahulu. Masih mau ngerayu abi untuk jadi sponsor. Sementara masih etalasebatik yang jadi sponsor tunggal giveaway ini. Yuuk ikutan yaa… .

Jangan lupa mendaftarkan tulisannya di kolom komentar di bawah ini dengan format:
Nama lengkap
Judul tulisan
Link tulisan

Contoh.
Nama: Fathan Al Haqqoni
Judul: Aku Anak Sholeh
Link: https://rumahmauna.wordpress.com/2011/10/17/aku-anak-sholeh

Tambahan. Untuk pengguna fb mohon maaf tidak jadi bisa ikutan giveaway ini. Menurut info dari mba lidya fitrian kalau giveaway hanya untuk pengguna blog saja. Mohon maaf ya.

Anak-Anakku yang Semakin Besar

image

Syukur Alhamdulillah atas segala rizki yang Engkau berikan baik yang tampak maupun yang tak tampak oleh kami sehingga banyak hal bisa kami ambil hikmah dan manfaatnya.

Sepertinya baru kemaren saya menikah dengan suami saya *halah ngaco*, tapi ternyata sudah hampir 5 tahun usia pernikahan kami. Subhanallah, Maha Suci Engkau Robb alam semesta ini. Dan sudah ada 2 buah hati yang Alloh amanahkan untuk kami didik dan rawat sebaik mungkin sebisa yang kami mampu usahakan. Dialah Fathan dan Azizah yang selalu menghiasi hari-hari saya, memenuhi waktu-waktu padat dan kosong saya sehingga menjadi semakin berwarna dan insyaAlloh penuh makna. *amiin* Karena canda tawa dan tangis mereka membuatku mengerti banyak hal juga tingkah polah dan sikap mereka yang membuat kami belajar banyak hal agar bisa menjadi orang tua yang baik dan memberikan yang terbaik untuk mereka, amiin.

Fathan
Anak pertamaku yang sudah sering aku ceritakan di blog ini, pertumbuhannya maupun hal yang kudapat ketika menemukan hambatan atas keterlambatannya berbicara dan treatmentnya. Kini diusianya yang menginjak 4 tahun, gerakan sholatnya sudah mendekati sempurna (dikatakan mendekati karena memang belum sesempurna anak baligh). Yang penting gerakan dan rekaatnya sudah benar, nanti bacaannya sambil belajar lagi dan tak lupa juga berdo’a selesai sholat do’a untuk orang tua dan do’a keselamatan dunia akhirat.

Ia yang sekarang sangat respon setiap mendengar adzan, sering mengingatkanku untuk segera sholat, apalagi sholat maghrib karena ia masih lebih memilih kartun anak yang memang waktunya pas banget sama jamnya umat muslim menjalankan ibadah. Bahkan suatu kali ia bisa tiba-tiba berlari dari tempatnya sholat ke depan televisi setelah mendengar lagu shaun the sheep… Hadeww.

Di sisi yang lain “kenakalannya” sebagaimana anak-anak belumlah hilang, ia masih sering tiba-tiba rewel lama dan diam sendiri ketika aku sudah capek memberikan penjelasan padanya, aku diamkan dia untuk berpikir. Seperti tadi pagi, aku mengajaknya mandi. Tiba-tiba ia rewel sekali minta mandi sama dedek padahal dedek udah mandi dan sedang bobo. Aku memberinya penjelasan agar ia mengerti. Bukannya langsung diam, ia malah menangis sejadinya, kalau sudah begini aku lebih memilih diam dulu untuk membuatnya tenang, karena memang saat itu aku sedang disibukkan dengan pekerjaan rumah tangga dan harus segera pergi. Setelah ia tenang barulah ia mengerti dan mencoba memberitahu ulang padaku bahwa ia mengerti kenapa dedek tidak harus mandi lagi.

Dan beberapa hari lagi adalah hari lahirmu, 4 tahun yang lalu. Masih lekat dalam ingatan kami, bagaimana aku berjuang antara hidup dan mati demi menyelamatkanmu, disaat yang lain tengah merayakan kemenangan malam ied fitri, ditemani dentuman bunyi petasan aku berjuang hanya ditemani abi dan kakak itupun di luar ruang operasi. Dan merawatmu sendirian di rumah dengan setumpuk pekerjaan rumah ditambah abi lembur akhir tahun membuatku belajar banyak hal termasuk bagaimana merawat bayi kecil sepertimu.

Azizah
Si imut nan cantik membuat hari-hariku yang biasanya hanya berdua dengan Fathan kini semakin lengkap dengan kehadirannya. Ia yang dulu membuatku merasa was-was akan kelangsungan hidupnya pasca melahirkannya. Alhamdulillah, kini ia tumbuh menjadi anak kecilku yang semangat dan periang. Maha Suci Alloh atas segala KemurahanNya, yang menjadikan Azizahku seperti sekarang ini. Di usianya yang menjelang satu tahun ia sudah tumbuh 4 gigi dan 4 lagi sedang ngintip-ngintip. Ia sudah bisa beberapa kata, umi, maem, apa, hao (baca hallo sambil pegang hp di telinga), atata (mungkin maksudnya Fathan, saat itu Fathan menyebut dirinya atan). Dan ia belajar berdiri sendiri ketika dalam mobil perjalanan kami ke Pekalongan 1 oktober lalu. Alhamdulillah, makin lincah saja pergerakannya, semoga segera menyusul pertumbuhanmu yang lain ya Zizi sayang.

Dan hingga kini, aku, suami dan orang-orang yang tau kecilnya Azizah tetap saja kagum ketika melihatnya sekarang. Itulah rahasia Alloh, kita tak sanggup menebaknya, bahkan orang yang kabarnya bisa melihat masa depan sekalipun.

Dalam sebulan ini, ada 2 tanggal ulang tahun anak-anak yang terpaut 15 hari. Juga bulan depan adalah bulan dimana pernikahan aku dan abi dilangsungkan. Meskipun banyak tanggal ulang tahun tapi kami tak pernah meryakannya, cukup nasihat dan do’a yang kami panjatkan sebagai pengingat bahwa kami harus lebih baik lagi. Melengkapi 100 lebih postinganku, aku ingin mengadakan kontes tentang anak. Untuk ketentuannya akan aki posting di tulisanku berikutnya, tunggu ya temans.

Senja di Talise dan Taman Ria

Talise dan Taman ria merupakan dua pantai dari sekian banyak pantai yang ada di pantai barat Sulawesi Tengah. Pantai yang indah dan pasirnya masih putih. Airnya yang bening, dan berubah menjadi merah saga manakala tiba waktu senja.

Tidak hanya airnya yang bening, suasana di sore hari di tepi pantai Talise dan Taman Ria yang tak pernah sepi dari pengunjung yang ingin menikmati suasana matahari tenggelam atau sunset, ditemani suguhan pisang gepe, martabak mi dan tak lupa sarabba. Hmmm, yummy. Sebelum matahari tenggelam, ada pemandangan lain yang hampir tiap hari bisa kita jumpai di sekitar pantai di tepi barat Sulawesi Tengah ini, adalah pelangi yang di daerah lain boleh jadi sangat jarang dijumpai.

Di pagi hari kita bisa juga melihat matahari terbit, tapi suasana pagi di sana sepi, hanya orang yang sekedar lewat saja. Dan foto-foto… :mrgreen:Itulah saya.

Slideshow ini membutuhkan JavaScript.

Selain kedua pantai tadi, kita juga bisa menjumpai jembatan besar berwarna kuning yang menghubungkan antara daratan tepi pantai talise dan taman ria yang dipisahkan oleh hulu sungai besar. Jembatan yang panjang dan terdapat dua lengkungan menyambung di atasnya, indah sekali. Terlebih jika malam tiba, gemerlap cahaya lampu yang menghiasi sisi dan bagian atas jembatan yang beradu dengan cahaya bintang. Jembatan yang biasa disebut jembatan Ponulele atau jembatan IV Palu atau juga bisa dikatakan jembatan kuning karena memang dicat dengan warna kuning.

Fathan Berenang

Kemaren adalah kedua kalinya Fathan berenang sejak setahun lalu untuk yang pertama kalinya ia mengenal kolam dan aktivitas renang. Sungguh menyenangkan, bisa melakukan aktivitas bersama abi, umi dan Fathan. Jarang-jarang punya momen seperti ini, olah raga bersama.
Fathan sungguh tak menyia-nyiakan momen renang bersama abi-umi. Meskipun awalnya takut-takut, setelah main-main dibawah splash air tumpah dan air mancur, akhirnya mau juga ia berenang di ketinggian air sepaha orang dewasa. Puas mengitari arena bermain dan meluncur, tibalah saatnya mengajarinya berenang, cipak cipuk bunyi air yang beradu dengan kaki Fathan. Masih dengan ban angin di dadanya, ia berusaha bisa berenang, bahkan setelah ban-nya dipinjam umi-abi(sst, sebenarnya abi-umi juga ga bisa renang, sama-sama lagi belajar, hihiiiii) ia masih berusaha renang, tak putus asa meski beberapa kali nyungsep dan srut srut bunyi hidung-nya yang sedang berusaha mengeluarkan air. Terakhir, sebelum akhirnya memutuskan mandi dan pulang, Abi, Umi dan Fathan masih menyempatkan meluncur di waterboom. Di dekat papan luncur, terpampang tulisan peraturan meluncur, bisa berenang, memakai pakaian renang dan sepengetahuan pengawas. Peraturan ke-3 memenuhi syarat, peraturan ke-2 Fathan saja yang memenuhi syarat, sedang peraturan pertama semuanya tak ada yang lulus persyaratan, karena semuanya tak bisa berenang, sungguh modal nekad…. . dan akhirnya woshhhhhhhh meluncur jugaa….. .
Inilah foto-foto Fathan selama berenang di waterboom Grand Residence, sekalian promosi. Tarifnya murah banget, ada paket-paketnya, paling mahal tarifnya cuma 13.500 sepuanya dan deket lagi sama tempat tinggal, sungguh menyenangkan dan rencana kami akan merutinkan renang tiap minggu, semoga bisa.

Sayang belum bisa ngajak Azizah, masih terlalu kecil. Nanti ya dek, kalau udah bisa duduk sendiri.

Pertama Kalinya

Setelah lebih dari setahun bolak-balik Bekasi-Pekalongan dengan naik bis, ini kali pertamanya kami, aku, suami dan anak-anak berangkat ke Pekalongan dengan kendaraan pribadi. Sebenarnya bukan murni kendaraan pribadi, tapi kendaraan rental yang kami sewa dari rental teman. Alhamdulillah dapat harga teman, lumayanlah dengan tarif 200 rb/hari. Aku bisa pulang-pergi ke Pekalongan dengan cukup mengeluarkan biaya 300 rb, cukup murah kan? Sedang untuk bensin butuh 230 ribu untuk bolak-balik bekasi pekalongan dan pekalongan bekasi dengan T***ta Avan**. Yah lumayan buat gambaran rencana pengeluaran mudik lebaran nanti.
Kalau dikaitkan dengan pembelanjaan untuk toko, pengeluaran perjalanan ke pekalongan PP kemarin sangat membengkak dan jauh dari perencanaan. Karena anggaran yang seharusnya kami keluarkan tak sebanyak itu kalau saja kami memakai kendaraan umum-bis. Dan Keputusan harus diambil dengan pertimbangan aku harus langsung datang ke pengrajinnya untuk menjelaskan model-model yang kupesan khusus, membawa Azizah kecil yang masih bayi dan tidak memungkinkan untuk ditinggal dan jika aku tidak datang ke pengrajinnya sendiri, pakaian yang jadi bisa sangat berbeda dengan yang dipesan, juga karena beberapa pesenan seragam.
Meskipun pengeluaran selama perjalanan tak sedikit namun tak sedikit pula hikmah yang kami peroleh.

Azizah 5 Bulan

Hari ini Azizah genap berusia 5 bulan. Alhamdulillah. Semoga selalu sehat, jadi anak yang sholehah, ta’at pada orang tua dan agama, menjadi penyejuk mata bagi orang tua dan lingkungan, sukses dunia akhirat, amiin.

Hampir setengah tahun sudah hari-hariku disibukkan oleh kehadiran bayi mungil yang kini meskipun tak mungil lagi, tetap saja imut. Di bulan ke-5 ini, ia sudah banyak mengoceh, bahkan menjelang tidur-pun ia masih sempat mengoceh, setiap kali diajak ngobrol, ia selalu antusias membalas percakapan layaknya orang sedang bercakap-cakap, ah lucunya. Ia juga suka miring-miring, tengkurap dan balik lagi seperti orang berguling, dan ia sabar belajar tengkurap. Ia yang lincah matanya, selalu mengikuti ke mana arah bayangan yang masuk ke dalam matanya, dan mulut mungilnya selalu tersenyum ketika dipandangi, meskipun terkadang malu, dan membalikkan mukanya. Ia juga selalu tertawa hingga tergelak manakala ada yang loncat-loncat di depannya, lucu sekali. Kepala Azizah juga sudah kuat tegak berdiri. Tapi karena belum waktunya di dudukkan, aku tetap berusaha menyangganya ketika menggendongnya posisi duduk setengah berbaring, dan ia selalu protes tidak mau digendong tidur, maunya digendong duduk atau dipangku layaknya bayi gedhe. Azizah sekarang juga bisa mengenali suara-suara abi, umi, mas Fathan dan yang lain. Perkembangan lainnya, ia sudah bisa menyentuh, mengambil mainan yang disodorkan padanya, sekejap menggenggamnya erat dan kemudian jatuh, dan hari ini tepat di usianya yang 5 bulan, ia sudah riang memainkan mainan bunyi ditangannya. Hihihi lucu sekali… .

Teringat masa-masa menjelang proses persalinannya.

Keputusan SC, bisa dilihat di sini.

 

Dalam Ruang Operasi

Aku yang sudah berusaha tegar, tetap saja meneteskan air mata manakala terakhir bersalaman dengan Suami sebelum masuk ruang Bedah, aku melihatnya bercucuran air mata. Hanya kalimat-kalimat illah yang keluar dari mulutku, aku berdo’a dan aku memasrahkan semua hasil kepada Yang Maha Bijaksana. Tak berani berharap banyak, dengan hasil CTG, yang menunjukkan detak jantung bayi melemah dan sempat hilang. Tapi bukan berarti aku tak berharap apa-apa, aku tetap berdo’a untuk kesehatan si kecil.

Obrolan santai Dokter dan para asisten membuat kegundahanku sedikit berkurang, sampai tak terasa bayiku sudah dikeluarkan. Sayangnya aku tak bisa melihatnya meskipun sebentar, karena bayi yang kecil dan kedinginan, itulah penjelasan dokter dan asistennya. Kata Dokter Bedah menghapus kecemasanku, “bayi ibu kuat, jadi ibu harus kuat ya?!”. Alhamdulillah, dan katanya lagi, “kayak nenek-nenek, karena ga ada ketuban sama sekali”, saat kutanya gimana kondisinya. Dan sayup-sayup terdengar percakapan para operator dan asisten dokter menyadarkanku dari bius total yang dirasa dokter perlu diberikan padaku yang cemas dan khawatir karena ingin melihat si kecil. Aku baru tahu, ternyata aku mendapat bius total menjelang akhir proses SC.

 

Kondisi Lahir

Bayi Azizah yang lahirnya dengan SC karena ketuban habis di akhir bulan ke-8 ini, mempunyai berat 1450 gr dan tergolong bayi sakit, kulitnya keriput dan tampak ringkih.

Sedih… . hanya rasa itu yang kuingat waktu menjalani proses SC. Tapi aku berusaha kuat, untuk si kecil. Aku berusaha tegar meski dalam kondisi yang tak menentu, aku yakin dengan skenario Alloh. Alloh pasti memberikan yang terbaik sesuai jalannya masing-masing. Dengan kondisinya yang demikian, ia mendapat perawatan intensif di perina, 1 selang infus terpasang di tangan kanannya dan beberapa obat yang harus diberikan pada si kecil. Bertambah sedih, tangannya yang mungil harus dimasuki selang infus. Karena kondisi inilah yang memaksa suamiku tak langsung mentalqin si kecil, menunggu para perawat selesai melakukan tindakan. Sehingga abi mentalqin si kecil di dalam incubator, dan seperti memberikan respon sewaktu diperdengarkan suara adzan dan iqamah oleh abinya.

 

Bayiku dalam Foto

Selesai SC aku belum bisa langsung melihat si kecil (saat itu belum punya nama), karena kondisinya yang demikian membutuhkan perawatan intensif dalam incubator di ruang khusus, sehingga tak bisa kuminta untuk dipindahkan tempatnya bersamaku dalam satu ruangan perawatan, sekalipun aku bersikeras. Jangankan untuk menggendong/memeluknya, melihatnya saja aku tak bisa, karena kondisiku yang baru saja selesai SC-belum bisa bergerak dan si kecil juga tak mungkin keuar dari incubator. Sejak tersadar dari obat bius total, aku hanya bisa melihat bayiku dalam Foto yang diambil sesaat setelah dibacakan adzan dan iqamah. Yang membuatku lebih sedih lagi, aku tak bisa langsung memberinya ASI.

 

ASI yang Tak Langsung Keluar

Sehari pertama, aku hanya terbaring selama 12 jam, dan selama 12 jam berikutnya aku berusaha miring ke kana-kiri dan belajar duduk serta jalan. Setelah bisa jalan baru bisa melakukan treatment agar ASI segera keluar. Setelah ASI keluar, barulah bisa meminumkan ke si dede selama dia mau, aku maunya sih selama mungkin asal dia mau, hanya saja tak sampai 15 menit si dede udah gemeteran kedinginan, karena terlalu lama di luar incubator. hufhhh… .

Jam Kunjung Perina yang Tak Fleksible

Bayiku yang mendapat perawatan dalam perina bersama bayi-bayi yang lain juga harus mengikuti aturan perina yang menurutku tidak fleksibel terkait dengan jam kunjung. Bagiku yang ingin full asi, sudah harus bolak-balik ke ruang perina-ruang perawatan yang meski jaraknya agak jauh sebenarnya bukan masalah. Yang jadi masalah adalah tak selalu diijinkannya aku menengok bayiku, memeluknya, memberinya asi, karena jadual menyusui yang selalu tidak sama dengan jadual kedatanganku. Sekalipun sudah kuusahakan untuk datang lebih awal agar bisa menyusui, tetap saja sering harus geregetan karena perawat selalu bilang belum waktunya menyusui, dan ketika aku balik lagi setelah ditinggal sebentar, perawat bilang, sudah diminumin sufor bu… sedih. Akhirnya, punya inisiatif asi perah tampung botol, dan alhamdulillah sampai waktunya keluar RS masih bisa memberikan ASI meskipun kadang tak bisa langsung menyusui, sabar bolak-balik aja.

 

Keputusan Dokter Anak

Setelah 3 hari di RS, kondisi si kecil terus membaik. Bahkan selang infusnya sudah mulai dilepas dan saatnya mendengar keputusan dokter anak tentang hasil observasi selama 3 hari. Alhamdulillah, bayiku tidak kuning karena daya hisapnya yang kuat dan doyan nyusu. Kerja jantung dan Paru-paru pun normal dan tak ada masalah. Hanya saja karena bayi sangat kecil, dokter mengijinkanku pulang membawa si kecil dengan syarat harus ada penghangat semacam oven di rumah yang fungsinya seperti incubator.

 

Saatnya Pulang

Cari-cari info tentang incubator, antara perlu ga perlu. Akhirnya kami putuskan bernegosiasi dengan dokter anak, mencoba mencari jalan tengah agar tidak harus incubator tapi tetap aman untuk perawatan intensif si kecil. Akhirnya sampai pada kesimpulan, kami bisa memanfaatkan box bayi seorang teman yang bisa disiasati sedemikian rupa sehingga bisa menjadi tempat yang nyaman buat si mungil. Alhamdulillah, pulang… . Lega rasanya bisa terus-terus memeluk si kecil. Merawatnya lebih intensif daripada yang RS bisa lakukan. Tentang box bayi yang bisa berfungsi sebagai penghangat, akan saya ceritakan di postingan berikutnya.

Dan inilah Foto Azizah dari 1 hari hingga sekarang 5 bulan

Jum’at Bersih dan Sehat

Jum’at Bersih, bagi sebagian besar kalangan kantoran ataupun lembaga pendidikan sudah biasa dengan istilah tersebut. Karena setiap Jum’at biasanya mereka mengawali pagi dengan olahraga dan dilanjutkan dengan kegiatan bersih-bersih lingkungan tempat mereka berkarya.

Bagi saya, seorang Ibu Rumah Tangga yang ngrangkap jadi karyawan di toko sendiri, makna jum’at bersih tidak begitu jauh berbeda dengan anda yang ada di kantoran.  Saya yang hari-hari mengurus rumah dengan dua anak balita dan masih dengan kebutuhan meng-aktualisasi-kan diri termasuk kegiatan menuntut ilmu dan menjaga toko, kadang tidak cukup waktu luang untuk membereskan banyak tumpukan buku-buku ataupun kertas-kertas yang kurang rapi di tempatnya. Sehingga biasanya saya menyempatkan satu hari setiap pekan untuk membereskan tumpukan buku-buku ataupun tumpukan baju dagangan agar lebih rapi. Maklum tak ada karyawan toko, jadilah semua dikerjakan sendiri. Sebenarnya bukan menyengaja untuk membereskan tumpukan baju atau buku ini tiap hari jum’at, tapi Allah mentakdirkan saya (karena tidak ada suatu kebetulan kan?) punya waktu luang menjelang akhir pekan, yaitu hari jum’at.

Seperti hari ini juga, sejak pagi disibukkan dengan agenda bersih-bersih dan beres-beres lantai 3. Lantai dengan satu ruangan penuh yang selama ini saya manfaatkan sebagai gudang penyimpanan segala macam barang dan juga tempat jemuran. Sedikit terpaksa tapi lumayan menikmati juga, membongkar beberapa kardus yang berisi kertas dan buku yang dulu sudah pernah saya rapikan, memilah-milah lagi, memisahkan antara yang terpakai dengan yang tidak terpakai. Maklum, saya paling suka nyampah, tapi sampah yang satu ini sampah berguna. Sampah kertas yang saya kumpulkan ketika menuntut ilmu, hingga sekarang.

Belum selesai satu pekerjaan, saya harus berhenti terlebih dahulu untuk mengamankan buku-buku saya yang sedang dinikmati dengan lahap oleh mas ray… . sedih sekali, saya harus kehilangan hard copy beberapa ilmu. Meskipun di lantai 3 dan kardus itu saya tumpuk di sana sebulan lalu, ternyata kerja sang rayap sangat cekatan sehingga membuat sepertiga bagian dari kardus tersebut dilumat habis. Termasuk di dalamnya terdapat buku Fiqh Wanita (yang kemarin bingung saya cari-cari) dan kini tinggal setengahnya beserta buku-buku yang lain yang juga sangat penting. Dengan semangat yang tinggi untuk memberangus sang rayap, karena sudah membuat saya kehilangan ilmu, astaghfirullah. Saya mengumpulkan semua sampah rayap dan remah-remah buku di tepi kamar mandi dan menyiramnya dengan minyak tanah, kemudian wushhh, dilahap habis oleh sang api yang tak lama tiba-tiba membesar. Sedikit panik, akhirnya saya coba berusaha mematikan api tersebut bak seorang pemadam kebakaran dan woshhhhhhhhhhh… . asap bekas pembakaran menghambur keluar dan memenuhi lantai 3, setelah beberapa jam menunggu, akhirnya asappun mereda terbang bersama angin pagi.

Setengah selesai, baru terpikirkan untuk membuat perpustakaan keluarga di lantai 3 dan alhamdulillah selesai juga. Perpustakaan keluarga dan ruangan yang nyaman untuk beristirahat juga berolah raga… . lho?? Sedianya lantai 3 ini selain saya manfaatkan untuk perpustakaan keluarga juga untuk jemuran dan latihan senam bersama teman-teman, multifungsi kan? Karena senamnya hari ini, maka saya seharian ini membereskan lantai 3 agar berfungsi dan bisa langsung dipakai. Alhamdulillah setelah 7 jam, selesai juga lantai multifungsi di ruko ini. Tapi maaf saya hanya bisa membagi cerita, tidak menyertakan foto hasil make over lantai 3. Berikut saya sertakan gambar sisa pembakaran remah dan rayap.

Sebagai konsekuensi, saya harus buka toko siang, hihihi… .