Cerita Rukoku (Bag. 2) Suara Itu Makin Nyata


image

Akhir tahun begini, waktu abi di. rumah semakin sedikit. Hampir 90 % waktunya untuk kantor, sampai di rumah pasti sudah hampir dini hari bahkan pernah satu kali pulang sebelum subuh dan balik lagi ke kantornya sebelum jam 8, kasihan abi demi beribadah dalam menunaikan kewajibannya sebagai kepala keluarga yaitu mencari nafkah juga dalam rangka mengabdi pada negara. Terima kasih abi, sabar ya dan semoga Alloh menjagamu ketika bersama kami ataupun tidak. Amiin.

Sebelum bercerita, aku mau sholat Isya dulu ya… . Karena abi pulang malam dan tokopun sudah tutup, waktunya menyiapkan anak-anak untuk segera sholat dan tidur.

######################

Kala itu, asisten RT-ku sebut saja teteh, ia suka sekali mendengarkan musik dari hp-nya juga hoby telp. Tidak perduli diam ataupun beraktivitas, pasti disambil dengan 2 hal yang tadi kusebutkan, kalo gak disambi telp ya dengerin musik. Ya biasalah remaja sekarang. Beberapa kali diingatkan untuk menambah daftar dengarnya dengan bacaan qur’an tapi ia abaikan, sampai tiba di suatu petang.

Cerita Seram itu bermula… .

Trtrtttt, hpku bergetar tanda pesan masuk, pesan dari seorang teman yang mengharap kedatanganku di rumahnya petang itu juga. Karena dekat dan aku pikir hanya sebentar, Fathan aku tinggal (Azizah masih dalam

kandungan) agar bisa bermain dengan temannya ditemani teteh.

Karena haus, teteh ambil minum ke dalam dan terdengar suara musik seperti biasa ia putar. Ia cek hp miliknya dan sedang tidak memutar lagu, ah mungkin hp umi,pikirnya. Ditengah ia minum, ia baru menyadari bahwa tak ada lagu di hp umi (maklum hp saya hp jadul dan kalah keren sama hp teteh *_^) dan hpnya kan dibawa umi. Ia ikuti sumber suara itu berasal dan suara itu terus saja menjauh hingga berakhir di tangga. Secepat kilat ia lari dan mengirim pesan padaku, “cepat pulang mi, takut nih”. Diceritakanlah hal ini padaku, tahulah apa reaksiku? Mencoba menenangkannya dan memberi opsi kemungkinan-kemungkinan yang bisa mematahkan kenyataan bahwa makhluk virtual itu sedang beraksi. Bukannya tenang, ia tetap saja takut karena yakin apa yang ia dengar. Aku menguatkannya, dan akupun berusaha menguatkan diriku bahwa aku harus tetap berani (kayak bener aja berani). Semakin dipikir semakin ngeri dan terbayang yang aneh-aneh, jadi malah takut. Berusaha keras gak boleh takut, tapi sesekali rasa itu muncul seperti alarm layaknya merasa ada yang sedang memperhatikan, atau seperti mondar-mandir. Ah biarinlah, pura-pura gak perduli meskipun hati kebat-kebit.

Kekhawatiran itupun hilang seiring berjalannya waktu, tak tahu/tak ingat rasanya lebih baik (dan lebih baik lagi tak perlu diingat :)). Lain waktu sepulangnya kami dari Pekalongan, menurut cerita teteh selama kami pergi ia mengalami beberapa kejadian aneh seperti saat, ia merasa belum menutup gordyn jendela kami dan tiba-tiba ia lihat gordyn sudah menutup rapi. Dan ketika ia tak bisa tidur, ia mencoba menonton televisi berharap bisa sampai ketiduran,  tapi belum juga sempat tertidur, ia malah melihat gordyn-nya goyang-goyang. ehihi. Seperti di film-film ya. Akhirnya aku katakan padanya, coba sholatnya gak bolong-bolong dan jangan lupa ngaji biar ga merasa takut terus dan bisa ngerasa dijagain ama Malaikat. Alhamdulillah sampai terakhir dia ada di ruko kondisi aman terkendali. Sekarang dia sudah berrumah tangga sendiri, semoga keluarganya samara. amiin.

7 thoughts on “Cerita Rukoku (Bag. 2) Suara Itu Makin Nyata

  1. Amiiin…
    Mauna, Mauna…saya baca posting ini malem-malem lo…wuiiih, langsung ngerasa serem 😦

    Mudah-mudahan kita semua dijauhkan dari godaan-godaan yang nggak tampak itu ya. Bukan apa-apa, sebaiknya kan sesama penghuni rumah dilarang saling mengganggu…biarkanlah dunia kita berbeda, mereka di dunia virtual, dan kita di sunia nyata…peace man, peace!
    😀

Tinggalkan Balasan ke Nanang Batalkan balasan